
Habiskan Uangmu!
Sebagai keluarga muda tempaan masalah ekonomi tentu saja menjadi hal yang mau nggak mau perlu dilewati. Kalo nggak karena kurang pemasukan, ya kurang ilmu dalam pengelolaan. Untuk masalah yang pertama jawabannya cuma satu, suami wajib keluar mencari nafkah, karena kalo kata Tung Desem waringin “No action nothing happen, take action miracle happen”.
Gerak aja dulu, rezeki setiap makhluk hidup sudah dijatah dan hanya akan berhenti ketika ajal sampai ke tenggorokannya. “Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud ayat 6).
Hanya saja perlu diingat bahwa rezeki itu yang sampai ke perut, yang kita kenakan sebagai pelindung kulit. Miliaran dana di tabungan belum tentu jadi rezeki kita, tumpukan tas, baju dan sepatu yang menghiasi lemari pun belum tentu Allah izinkan jadi rezeki kita. Bisa jadi milik mereka yang datang merintih untuk dihutangi atau rezeki sales barang-barang tertentu yang kita incar untuk dimiliki.
Karenanya sebagai manusia kita ditugaskan untuk bertawakal kepada Allah. Sebagaimana hadits yang menganalogikan dari seekor burung ini, “Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang “ (HR.Tirmidzi, hasan shahih).
Masuk ke masalah yang kedua, ilmu mengelola keuangan. Setiap keluarga mempunyai ciri khas masing-masing dalam pengelolaan keuangan. Ada yang suami sebagai mesin uang dan istri sebagai Menteri keuangan. Ada juga yang keduanya sebagai mesin uang namun menyerahkan pengelolaan kepada istri. Tak jarang pula karena satu dan lain hal, suami turun gunung untuk mengelola keuangan keluarga. Siapapun yang mengelola tentu goals-nya adalah keuangan keluarga aman dan sejahtera.
Prinsip utama ketika mengelola keuangan adalah “habiskan uangmu!”. Loh, lalu bagaimana dengan tabungan dana darurat, dana Pendidikan, dana pensiun, dan dana-dana lainnya ? Tenang-tenang, mari pelan-pelan kita lanjutkan.
Menghabiskan uang saat pertama kali masuk ke rekening kita maksudnya adalah memisahkan anggaran di awal, entah itu anggaran tahunan, bulanan, mingguan atau harian tergantung dari pendapatan keluarga.
Setiap keluarga perlu memiliki catatan khusus keuangan. Catatan ini terpisah dari catatan keuangan bisnis meski penopang utama pemasukan keluarga dari bisnis itu sendiri. Hal ini penting karena kebocoran dalam pengelolaan keuangan adalah mencampur aduk keuangan rumah tangga dan bisnis, sehingga bisnis kelihatan maju, orderan banyak, tapi uangnya sering kali nggak jelas. Barang habis, modal juga ikutan habis. Duh, jangan sampai deh!
Setelah memisahkan catatan keuangan dan mengetahui jumlah pemasukan yang jelas, maka perlu disusun anggaran pengeluaran rutin yang besarannya tidak boleh melebihi dari pemasukan. Hal ini berlaku untuk keluarga yang pemasukannya tidak tetap. Karna meski yang masuk tidak tetap kita mempunyai pilihan untuk menetapkan anggaran yang pasti tiap bulannya. Hal ini dihitung dari penghasilan terkecil yang biasa didapatkan sehingga jika kelak ada lebihnya bisa masuk ke dana investasi, tabungan atau self reward tipis-tipis untuk keluarga.
Suami dan istri perlu duduk Bersama dalam proses penyusunan anggaran ini. karena keduanya bertanggung jawab untuk komitmen terhadap anggaran yang sudah disusun, sehingga tak ada cekcok besar di kemudian hari karena masalah keuangan.
Bagaimana menyusun anggaran rumah tangga yang sesuai dengan kebutuhan keluarga masing-masing. Ikuti Webinar Financial Hacks For Parents, Mulai dari Perencanaan Keuangan Keluarga, Do and Don’ts dalam Manajemen Keuangan Keluarga sampai Memilih Investasi yang Tepat Bagi Pemula bersama Dani Rachmat CSA, CFP, QWP pada tanggal 28 September 2022 Pukul 19.00 WIB. Klik pendaftarannya disini! (abn)